Acehtraffic.com - Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan, Zionis selalu ingin menyaksikan konflik di kawasan, mendesak negara-negara regional untuk mendorong persatuan guna menggagalkan politik pecah belah mereka.
"Zionis ingin Turki, Libya, Mesir dan negara-negara lain untuk selalu berada dalam situasi yang tidak stabil. Oleh karena itu, kita harus mengulurkan tangan persaudaraan satu sama lain lebih dari sebelumnya," kata Ahmadinejad dalam pertemuan dengan Ketua Parlemen Irak Osama al Nujaifi di Baghdad pada hari Kamis 18 Juli 2013.
Dia menambahkan bahwa musuh tertentu, termasuk Israel, menikmati transformasi yang sedang terjadi di kawasan, sebab mereka tidak ingin menyaksikan negara-negara regional menciptakan kemajuan dan menjadi kuat.
Seraya menyinggung perkembangan terakhir di Mesir, Ahmadinejad menuturkan berlanjutnya kekerasan di negara itu akan membahayakan pilar yang kuat di kawasan. "Situasi itu akan menambah jumlah korban jiwa di semua pihak dan ini akan membuat musuh senang," ingatnya.
Ketegangan di Mesir telah meningkat sejak militer menggulingkan Presiden Muhammad Mursi, membekukan konstitusi, membubarkan parlemen pada 3 Juli dan menunjuk hakim agung Mahkamah Tinggi Konstitusi Mesir, Adly Mansour, sebagai presiden interim Mesir.
Menyinggung hubungan bilateral, Ahmadinejad memuji kerjasama Iran-Irak sebagai konstruktif dan berkembang, dan mengatakan tidak ada keretakan antara kedua negara saat ini.
Dia juga menyoroti peran penting parlemen Irak dalam memperkuat hubungan internasional serta persatuan nasional, menambahkan bahwa Irak sedang bergerak menuju kemajuan dan keamanan.
Iran dan Irak dapat memainkan peran penting dalam menciptakan pemahaman antara negara-negara regional, jelas Ahmadinejad, seraya menambahkan Iran akan mengerahkan segala upaya untuk mempromosikan solidaritas dan persatuan di kawasan.| AT | M | Irib |
"Zionis ingin Turki, Libya, Mesir dan negara-negara lain untuk selalu berada dalam situasi yang tidak stabil. Oleh karena itu, kita harus mengulurkan tangan persaudaraan satu sama lain lebih dari sebelumnya," kata Ahmadinejad dalam pertemuan dengan Ketua Parlemen Irak Osama al Nujaifi di Baghdad pada hari Kamis 18 Juli 2013.
Dia menambahkan bahwa musuh tertentu, termasuk Israel, menikmati transformasi yang sedang terjadi di kawasan, sebab mereka tidak ingin menyaksikan negara-negara regional menciptakan kemajuan dan menjadi kuat.
Seraya menyinggung perkembangan terakhir di Mesir, Ahmadinejad menuturkan berlanjutnya kekerasan di negara itu akan membahayakan pilar yang kuat di kawasan. "Situasi itu akan menambah jumlah korban jiwa di semua pihak dan ini akan membuat musuh senang," ingatnya.
Ketegangan di Mesir telah meningkat sejak militer menggulingkan Presiden Muhammad Mursi, membekukan konstitusi, membubarkan parlemen pada 3 Juli dan menunjuk hakim agung Mahkamah Tinggi Konstitusi Mesir, Adly Mansour, sebagai presiden interim Mesir.
Menyinggung hubungan bilateral, Ahmadinejad memuji kerjasama Iran-Irak sebagai konstruktif dan berkembang, dan mengatakan tidak ada keretakan antara kedua negara saat ini.
Dia juga menyoroti peran penting parlemen Irak dalam memperkuat hubungan internasional serta persatuan nasional, menambahkan bahwa Irak sedang bergerak menuju kemajuan dan keamanan.
Iran dan Irak dapat memainkan peran penting dalam menciptakan pemahaman antara negara-negara regional, jelas Ahmadinejad, seraya menambahkan Iran akan mengerahkan segala upaya untuk mempromosikan solidaritas dan persatuan di kawasan.| AT | M | Irib |
Posting Komentar