Jakarta | acehtraffic.com - Ketua Fraksi Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf ogah menanggapi ocehan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin terkait tudingan keterlibatan Sekjen partainya Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas dalam kasus korupsi.
"Kan Nazaruddin sering ngoceh. Ocehanya tidak ada yang benar. Saya kan sudah pernah bilang, kalau Nazaruddin itu saya tidak mau menanggapi. Kalau memang memiliki bukti, silakan buktikan saja," kata Nurhayati, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis 29 November 2012.
Untuk itu, dia menantang Nazaruddin untuk membuktikan tudingannya. "Kalau benar buktikan. Sekarang ini kan Nazaruddin sudah banyak menyebut orang tapi tidak ada yang terbukti," tegasnya.
Lebih lanjut Nurhayati meminta agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk tidak begitu saja percaya dengan penyataan Nazaruddin. Menurutnya, institusi tindak kejahatan korupsi itu harus bersikap adil dan transparan dalam mengungkap korupsi.
"KPK harus profesional dan berkeadilan tidak berdasarkan opini dan permintaan. Atau hanya pernyataan Nazaruddin saja. KPK lah yang harus objektif sebagai aparat penegak hukum," kata Nurhayati.
Diberitakan sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Eddhie Baskoro disebut-sebut dalam persidangan kasus pengurusan anggaran Kemenpora dan Kemendikbud dengan terdakwa Angelina Sondakh. Nama Ibas, sapaan akrabnya disebut oleh Muhammad Nazaruddin.
Terpidana kasus wisma atlet Muhammad Nazaruddin yang menjadi saksi mengaku selama menjabat Bendahara Umum Partai Demokrat, selalu melaporkan pengeluaran uang dari partai Demokrat kepada Ibas. Pasalnya, dari Rp64 miliar uang yang masuk ke Partai Demokrat selama dirinya menjabat Bendahara Umum, menjadi kewajibannya untuk melaporkan pengeluaran.
“Selama jadi Bendahara umum Demokrat, saya laporkan setiap bulan pada ketua umum dan sekretaris umum, Mas Ibas. Saya laporkan semuanya secara detail,“ kata Nazarudin dalam kesaksiannya di pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis 29 Nov 2012.| AT | R | INC|
"Kan Nazaruddin sering ngoceh. Ocehanya tidak ada yang benar. Saya kan sudah pernah bilang, kalau Nazaruddin itu saya tidak mau menanggapi. Kalau memang memiliki bukti, silakan buktikan saja," kata Nurhayati, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis 29 November 2012.
Untuk itu, dia menantang Nazaruddin untuk membuktikan tudingannya. "Kalau benar buktikan. Sekarang ini kan Nazaruddin sudah banyak menyebut orang tapi tidak ada yang terbukti," tegasnya.
Lebih lanjut Nurhayati meminta agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk tidak begitu saja percaya dengan penyataan Nazaruddin. Menurutnya, institusi tindak kejahatan korupsi itu harus bersikap adil dan transparan dalam mengungkap korupsi.
"KPK harus profesional dan berkeadilan tidak berdasarkan opini dan permintaan. Atau hanya pernyataan Nazaruddin saja. KPK lah yang harus objektif sebagai aparat penegak hukum," kata Nurhayati.
Diberitakan sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Eddhie Baskoro disebut-sebut dalam persidangan kasus pengurusan anggaran Kemenpora dan Kemendikbud dengan terdakwa Angelina Sondakh. Nama Ibas, sapaan akrabnya disebut oleh Muhammad Nazaruddin.
Terpidana kasus wisma atlet Muhammad Nazaruddin yang menjadi saksi mengaku selama menjabat Bendahara Umum Partai Demokrat, selalu melaporkan pengeluaran uang dari partai Demokrat kepada Ibas. Pasalnya, dari Rp64 miliar uang yang masuk ke Partai Demokrat selama dirinya menjabat Bendahara Umum, menjadi kewajibannya untuk melaporkan pengeluaran.
“Selama jadi Bendahara umum Demokrat, saya laporkan setiap bulan pada ketua umum dan sekretaris umum, Mas Ibas. Saya laporkan semuanya secara detail,“ kata Nazarudin dalam kesaksiannya di pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis 29 Nov 2012.| AT | R | INC|
Posting Komentar