Nusa Dua, Bali | acehtraffic.com - Hambatan perdagangan Crude Palm Oil (CPO) Indonesia di Eropa diperkirakan akan terus berlanjut dan meningkat dalam beberapa waktu ke depan akibat kebijakan yang diskriminatif terhadap komoditas kelapa sawit di beberapa negara di Eropa.
"Hambatan-hambatan akan terus berlanjut dan meningkat akibat kebijakan diskriminatif di negara-negara di Eropa dan cara mengatasi ini ada di tangan Anda," kata Direktur European Centre for International Political Economy (ECIPE), Fredrik Erixon, di Nusa Dua, Bali, Jumat, setelah acara 8th Indonesian Palm Oil Conference and 2013 Price Outlook.
Ekonom Eropa itu mengatakan, hal itu akan mengakibatkan CPO Indonesia harus menghadapi tantangan di pasar Eropa pada tahun-tahun mendatang.
Salah satu penghambat perdagangan CPO yang akan terus terjadi adalah kebijakan perdagangan biofuel di Eropa.
"Kebijakan perdagangan biofuel Eropa berimplikasi menghambat perdagangan CPO dan hambatan ini akan terus terjadi," katanya.
Hal itu terjadi karena CPO dikaitkan dengan isu lingkungan dan kebijakan Uni Eropa tentang Renewable Energy Directive (RED).
"Ada pula kebijakan diskriminatif tentang sertifikasi di setiap anggota Uni Eropa yang diterapkan mulai 2013," katanya.
Menurut dia, hambatan akan terus terjadi terkait dengan perubahan kebijakan RED tersebut, standar keberlanjutan pangan dan pajak (Nutella Tax), dan standar kebijakan bio-mass.
Hal itu, kata dia, akan berdampak pada tidak signifikannya kenaikan permintaan CPO dari negara-negara anggota Uni Eropa.
"Konsekuensi bagi CPO Indonesia adalah peningkatan permintaan akan moderat," katanya. | AT | Z | Antara
Posting Komentar