
Medan | Acehtraffic.com - Setelah sempat melakukan pengetatan penyaluran BBM hingga 10 persen dari kebutuhan harian, atau sekira 300 kiloliter (kl) perhari. Pertamina kini justru kembali menambah pasokan distribusi BBM ke masyarakat hingga 10 persen dari kebutuhan normal harian.
Pasalnya, kebijakan mengetatkan distribusi yang sebelumnya diambil sebagai bagian dari kebijakan pemerintah itu, telah memunculkan dampak sosial yang cukup meresahkan seperti antrean panjang di sejumlah Stasiun Pengisian Bahanbakar Umum (SPBU). Antrean tersebut pun telah membuat masyarakat panik dan justru membeli BBM bersubsidi di luar kebutuhannya.
Asisten Customer Relation PT Pertamina UPMS I Sumatera Bagian Utara Sonny Mirath di Medan, mengatakan, rata-rata volume penyaluran harian BBM bersubsisi di Sumatera Utara untuk jenis premium mencapai 4 ribu kl, dan solar sebanyak 2700 kl. Dengan dicabutnya kebijakan pengetatan itu, ke depan akan ditambah kuota 10 persen setiap harinya.
"Sebelumnya kan kita diminta BPH Migas untuk melakukan pengetatan akibat overkuota yang sudah terjadi. Tapi dampaknya memang di luar estimasi kita, di mana masyarakat menjadi panik. Kita lantas meminta menyurati pemerintah untuk membatalkan kebijakan pengetatan tersebut, dan menambah volume 10 persen dari penyaluran harian, untuk mengatasi kepanikan tersebut. Kita harapkan masyarakat tidak lagi perlu panik dan membeli BBM bersubsidi diluar kebutuhan," sebutnya.
Sonny juga memastikan, mulai kemarin Pertamina akan semaksimal mungkin melakukan distribusi ke SPBU yang melakukan pemesanan. Meski tak menjamin adanya sejumlah SPBU yang kosong akibat keterlambatan distribusi, namun ia meminta masyarakat untuk mencari SPBU terdekat jika ada SPBU yang kosong. Penambahan kuota ini sendiri diakui Sonny belum ditenggat hingga batas waktu tertentu, karena masih menjadi keputusan Pertamina secara terpusat di Jakarta.
"Truk pengangkut BBM kita akan terus menerus secara bergantian melakukan distribusi. Sekali lagi kami minta masyarakat tidak panik. Kita akan sediakan BBM. Penambahan 10 persen ini kita belum bisa jawab pasti sampai kapan. Tergantung keputusan perseroan di Jakarta, sesuai dengan perhitungan pemerintah. Pada dasarnya kita di daerah akan menyalurkan BBM sesuai kebutuhan masyarakat," tandasnya.
Pantauan Okezone hingga Selasa 27 November malam, antrean panjang kendaraan pada dua hari belakangan selalu terjadi di hampir seluruh SPBU, kini tak lagi terlihat. SPBU pun telah beroperasi dengan normal, dan tidak lagi terdapat plang yang menunjukkan jika BBM habis.| AT | M | OZ |
Pasalnya, kebijakan mengetatkan distribusi yang sebelumnya diambil sebagai bagian dari kebijakan pemerintah itu, telah memunculkan dampak sosial yang cukup meresahkan seperti antrean panjang di sejumlah Stasiun Pengisian Bahanbakar Umum (SPBU). Antrean tersebut pun telah membuat masyarakat panik dan justru membeli BBM bersubsidi di luar kebutuhannya.
Asisten Customer Relation PT Pertamina UPMS I Sumatera Bagian Utara Sonny Mirath di Medan, mengatakan, rata-rata volume penyaluran harian BBM bersubsisi di Sumatera Utara untuk jenis premium mencapai 4 ribu kl, dan solar sebanyak 2700 kl. Dengan dicabutnya kebijakan pengetatan itu, ke depan akan ditambah kuota 10 persen setiap harinya.
"Sebelumnya kan kita diminta BPH Migas untuk melakukan pengetatan akibat overkuota yang sudah terjadi. Tapi dampaknya memang di luar estimasi kita, di mana masyarakat menjadi panik. Kita lantas meminta menyurati pemerintah untuk membatalkan kebijakan pengetatan tersebut, dan menambah volume 10 persen dari penyaluran harian, untuk mengatasi kepanikan tersebut. Kita harapkan masyarakat tidak lagi perlu panik dan membeli BBM bersubsidi diluar kebutuhan," sebutnya.
Sonny juga memastikan, mulai kemarin Pertamina akan semaksimal mungkin melakukan distribusi ke SPBU yang melakukan pemesanan. Meski tak menjamin adanya sejumlah SPBU yang kosong akibat keterlambatan distribusi, namun ia meminta masyarakat untuk mencari SPBU terdekat jika ada SPBU yang kosong. Penambahan kuota ini sendiri diakui Sonny belum ditenggat hingga batas waktu tertentu, karena masih menjadi keputusan Pertamina secara terpusat di Jakarta.
"Truk pengangkut BBM kita akan terus menerus secara bergantian melakukan distribusi. Sekali lagi kami minta masyarakat tidak panik. Kita akan sediakan BBM. Penambahan 10 persen ini kita belum bisa jawab pasti sampai kapan. Tergantung keputusan perseroan di Jakarta, sesuai dengan perhitungan pemerintah. Pada dasarnya kita di daerah akan menyalurkan BBM sesuai kebutuhan masyarakat," tandasnya.
Pantauan Okezone hingga Selasa 27 November malam, antrean panjang kendaraan pada dua hari belakangan selalu terjadi di hampir seluruh SPBU, kini tak lagi terlihat. SPBU pun telah beroperasi dengan normal, dan tidak lagi terdapat plang yang menunjukkan jika BBM habis.| AT | M | OZ |
Posting Komentar