Moskow | acehtraffic.com - Penyidik Rusia telah membuka sebuah kasus pembunuhan sesudah dua nelayan berhasil diselamatkan setelah tiga bulan tersesat di hutan terpencil Timur Jauh di tengah ketakutan kedua pria tersebut memakan seorang temannya untuk bertahan hidup, kata pejabat hari Rabu.
Empat orang hilang pada bulan Agustus saat ekspedisi penangkapan ikan di sungai wilayah Yakutia yang sangat luas di Timur Jauh Rusia, salah satu tempat paling terpencil dan tidak bersahabat di dunia.
Penyelamat akhirnya menemukan dua orang tersebut pada bulan ini di Sungai Sutam sekitar 250 kilometer (155 mil) dari kota terdekat Neryungri di sebelah selatan Yakutia namun tanpa dua rekannya.
Pria tersebut, keduanya penduduk Timur Jauh Rusia, mengaku bahwa kelompoknya telah berpisah dan mengatakan yang lain kemungkinan besar masih hidup karena mereka terbiasa hidup di alam terbuka.
Namun penyelidikan atas kasus pembunuhan itu dibuka setelah tim penyelidik utama dari ibukota wilayah Yakutsk menemukan potongan mayat manusia di sekitar tempat di mana pasangan tersebut ditemukan.
"Penyidik melakukan pemeriksaan di dua daerah. Potongan mayat manusia dengan tanda-tanda kematian akibat kekerasan ditemukan dan dikeluarkan," kata Komite Investigasi Rusia cabang Yakutia dalam sebuah pernyataan.
"Kasus kriminal terhadap kasus dugaan pembunuhan telah dibuka." Rusia tidak memiliki pasal di undang-undang hukum pidana untuk kasus kanibalisme, namun kantor berita RIA Novosti mengatakan bahwa dugaan awal adalah bahwa kedua pria itu makan seorang temannya. Namun tidak jelas apa yang terjadi terhadap orang keempat pria tersebut.
"Yang kami temukan adalah potongan tulang manusia, potongan tengkorak dan sepotong es berlumuran darah," kata seorang penyidik, yang tidak disebutkan namanya, kepada tabloid harian Komsomolskaya Pravda.
"Sudah jelas bahwa orang ini tidak mati atas kemauan sendiri," kata penyidik.
Kedua pria itu yang hilang berasal dari wilayah Saratov di Rusia Tengah. Jasad itu belum diidentifikasi.
Istri dari salah seorang yang hilang dari Saratov, bernama Andrei Kurochkin, mengatakan dia belum putus asa.
"Kepolisian mengatakan bahwa pihaknya telah menemukan jasad manusia. Tapi saya percaya bahwa Andrei masih hidup.. Saya berharap pemburu lain menemukan dia dan dia tidak sendirian," kata Olga Kurochkina kepada surat kabar.
Kedua orang itu berhasil diselamatkan, dikabarkan pria itu berusia 37 dan 35 tahun, mereka membantah melakukan kesalahan dan mengatakan mereka telah berhasil bertahan saat musim dingin di sebuah pondok kayu dengan mencari makan di alam liar.
Namun menurut situs lifenews.ru dilaporkan bahwa mereka telah melarikan diri dari rumah sakit tempat mereka dirawat akibat terkena radang dingin parah dan sekarang dalam buronan penyidik.
Para penyidik Yakutia mengatakan bahwa pengujian DNA dan forensik telah diperintahkan dan mereka sedang bekerja secepatnya untuk mengungkapkan kejadian.
Penyidik tersebut ingin membawa mereka untuk diperiksa ke Yakutsk yang terletak sekitar 600 kilometer (370 mil) di utara Rusia.
Seorang polisi yang terlibat dalam penyelamatan awal melalui pesawat mengatakan kepada tabloid Komsomolskaya Pravda bahwa kedua pria itu awalnya tidak menimbulkan kecurigaan.
"Tapi sepanjang malam mereka hanya minum teh dan makan kue dan memanaskan daging kornet. Ada kesan terjadi sesuatu yang tidak beres dengannya," kata polisi itu.
Yakutia, juga dikenal sebagai Republik Sakha yang didiami oleh suku pribumi Turkic, merupakan wilayah yang luas hanya sedikit lebih kecil dari India dan dikenal sebagai tempat berpenghuni terdingin di dunia. | AT | Z | AFP
Posting Komentar