Medan | acehtraffic.com - Ledakan keras berdentum dan membentuk bola api setinggi 10 meter di atas Lembaga Permasyarakatan Tanjung Gusta Klas I A Medan. Dentuman itu tak hanya mengagetkan para jurnalis.
Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara Inspektur Jenderal Syarief Gunawan pun tampak kaget dengan letupan tersebut. Ledapan menyembulkan bola api, disambut sorai dari para narapidana. Suara tawa membahana dari dalam LP Tanjung Gusta Medan.
Kapolda Irjen Syarief Gunawan enggan berkomentar ihwal kerusuhan di areal LP Tanjung Gusta Medan. "Nanti saja ya, bersama Dirjen Depkumham," kata Syarief kepada wartawan di komplek LP Tanjung Gusta Medan, Kamis malam, 11 Juli 2013.
Syarief tak menepis adanya korban luka dari pihak sipir. "Mereka, petugas aman (selamat)," kata Syarief seraya meminta pertanyaan tidak dilanjutkan.
Sementara seorang petugas minta namanya tidak disebutkan, menuturkan, kerusuhan bermula dari padamnya aliran listrik menjelang berbuka puasa. Para narapidana, kata petugas berbaju kaos hitam, mengatakan, para napi meminta aliran listrik dinyalakan. "Memang ada genset tapi saat dinyalakan mati," kata dia.
Hingga malam ini, api terus berkobar. Pengamatan Tempo berada sekitar 15 meter dari pintu portal LP Tanjung Gusta, kobaran api menyala-nyala dari pintu portal utama menuju areal ke dalam lingkungan penahanan narapidana.
Dalam kerusuhan ini, belum diperoleh data korban dan narapidana yang diduga melarikan diri. LP Tanjung Gusta menampung sekitar 2.600 napi.| AT | M | Tempo |
Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara Inspektur Jenderal Syarief Gunawan pun tampak kaget dengan letupan tersebut. Ledapan menyembulkan bola api, disambut sorai dari para narapidana. Suara tawa membahana dari dalam LP Tanjung Gusta Medan.
Kapolda Irjen Syarief Gunawan enggan berkomentar ihwal kerusuhan di areal LP Tanjung Gusta Medan. "Nanti saja ya, bersama Dirjen Depkumham," kata Syarief kepada wartawan di komplek LP Tanjung Gusta Medan, Kamis malam, 11 Juli 2013.
Syarief tak menepis adanya korban luka dari pihak sipir. "Mereka, petugas aman (selamat)," kata Syarief seraya meminta pertanyaan tidak dilanjutkan.
Sementara seorang petugas minta namanya tidak disebutkan, menuturkan, kerusuhan bermula dari padamnya aliran listrik menjelang berbuka puasa. Para narapidana, kata petugas berbaju kaos hitam, mengatakan, para napi meminta aliran listrik dinyalakan. "Memang ada genset tapi saat dinyalakan mati," kata dia.
Hingga malam ini, api terus berkobar. Pengamatan Tempo berada sekitar 15 meter dari pintu portal LP Tanjung Gusta, kobaran api menyala-nyala dari pintu portal utama menuju areal ke dalam lingkungan penahanan narapidana.
Dalam kerusuhan ini, belum diperoleh data korban dan narapidana yang diduga melarikan diri. LP Tanjung Gusta menampung sekitar 2.600 napi.| AT | M | Tempo |
Posting Komentar