Jakarta| acehtraffic.com - Direktur Jenderal Bea dan Cukai Agung Kuswandono mengaku dulu instansinya dianggap sebagai lahan "basah" alias lekat dengan praktek korupsi.
"Dulu kami basah korupsi. Tapi sekarang basah karena keringat para pegawai yang melakukan tugasnya mengejar penerimaan negara," katanya dalam talkshow Hari Anti Korupsi Sedunia, di Kantor Pusat Ditjen Bea dan Cukai, Selasa, 11 Desember 2012.
Tugas Ditjen Bea dan Cukai, menurut Agung, bukan hanya mengejar penerimaan negara, tetapi juga untuk menjaga industri dalam negeri.
"Bayangkan kalau ada penyelundupan, lalu satu orang saja pegawai Bea Cukai yang terlibat. Hal itu akan berakibat pada collapse-nya industri dalam negeri," ucapnya.
Untuk itu, katanya, Ditjen Bea dan Cukai tidak memberikan toleransi pada praktek-praktek korupsi. Agung mengklaim pihaknya telah banyak memberantas budaya korupsi. Buktinya, target penerimaan negara dari Bea dan Cukai selalu memenuhi target Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara.
"Dulu kami basah korupsi. Tapi sekarang basah karena keringat para pegawai yang melakukan tugasnya mengejar penerimaan negara," katanya dalam talkshow Hari Anti Korupsi Sedunia, di Kantor Pusat Ditjen Bea dan Cukai, Selasa, 11 Desember 2012.
Tugas Ditjen Bea dan Cukai, menurut Agung, bukan hanya mengejar penerimaan negara, tetapi juga untuk menjaga industri dalam negeri.
"Bayangkan kalau ada penyelundupan, lalu satu orang saja pegawai Bea Cukai yang terlibat. Hal itu akan berakibat pada collapse-nya industri dalam negeri," ucapnya.
Untuk itu, katanya, Ditjen Bea dan Cukai tidak memberikan toleransi pada praktek-praktek korupsi. Agung mengklaim pihaknya telah banyak memberantas budaya korupsi. Buktinya, target penerimaan negara dari Bea dan Cukai selalu memenuhi target Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara.
"Target tahun ini Rp 131 triliun, tapi kami perkirakan bisa Rp 140 triliun sampai akhir tahun."
Dia juga mengklaim penerimaan pajak dalam rangka impor bisa mencapai Rp 160 triliun. Dengan demikian, total penerimaan, kata Agung, bisa mencapai Rp 300 triliun atau setara 25-26 persen dari penerimaan APBN.
Realisasi penerimaan Bea dan Cukai per 23 November 2012 telah mencapai Rp 129 triliun. Adapun total realisasi didukung oleh bea masuk Rp 24,96 triliun dengan target Rp 24,7 triliun. Penerimaan cukai Rp 84,6 triliun dengan target Rp 83,26 triliun dan bea keluar Rp 19,6 triliun dengan target Rp 23,2 triliun.
Dia juga mengklaim penerimaan pajak dalam rangka impor bisa mencapai Rp 160 triliun. Dengan demikian, total penerimaan, kata Agung, bisa mencapai Rp 300 triliun atau setara 25-26 persen dari penerimaan APBN.
Realisasi penerimaan Bea dan Cukai per 23 November 2012 telah mencapai Rp 129 triliun. Adapun total realisasi didukung oleh bea masuk Rp 24,96 triliun dengan target Rp 24,7 triliun. Penerimaan cukai Rp 84,6 triliun dengan target Rp 83,26 triliun dan bea keluar Rp 19,6 triliun dengan target Rp 23,2 triliun.
Posting Komentar