Acehtraffic.com - Juru bicara Departemen Luar Negeri Republik Islam Iran, Ramin Mehmanparast menandaskan, Amerika Serikat dan Rezim Zionis Israel tidak mampu mengancam Iran.
Saat jumpa pers Jumat (7/12) di Islamabad, Pakistan, Mehmanparast seraya mengisyaratkan penyergapan drone ScanEagle AS menekankan, "Republik Islam Iran dengan memanfaatkan ketangguhan sistem pertahanannya mampu mempertahankan keamanan perbatasannya."
Mehmanparast menambahkan, pelanggaran zona udara Iran akan dicatat sebagai pelanggaran terhadap konvensi internasinal dan kedaulatan Iran di organisasi dan masyarakat internasional.
Selain itu, seraya menjelaskan bahwa Iran siap menggalang kerjasama dengan negara-negara regional dalam koridor menjamin keamanan dan stabilitas, Mehmanparast mengatakan, "Upaya menyatukan visi dan kerjasama regional merupakan solusi paling efektif guna menyelesaikan berbagai kendala yang ada."
Jubir Kemenlu Iran di bagian lain statemennya mengisyaratkan perundingan Tehran dan Kelompok 5+1. "Republik Islam berminat melanjutkan perundingan ini dan menyambut digelarnya perundingan nuklir tersebut jika dibarengi dengan kinerja rasional guna menggapai poin-poin kolektif antar kedua pihak," ungkap Mehmanparast.
Mehmanparast di kesempatan tersebut kembali menilai klaim Uni Emirat Arab terkait kepemilikan tiga pulau, Tunb Besar, Tunb Kecil serta Abu Musa di Teluk Persia tak berdasar. "Ketiga pulau ini sesuai dengan konvensi internasional dan hukum,milik Iran dan kepemilikan tersebut akan kekal," tegas Mehmanparast.
Jubir Kemenlu Iran ini terkait tujuan lawatan Asif Ali Zardari, presiden Pakistan ke Tehran mengatakan, "Di lawatan ini para petinggi kedua negara akan mengambil keputusan serius dan pastinya akan berujung pada hasil memuaskan di hubungan kedua pihak di berbagai bidang khususnya ekonomi dan politik."
Mehmanparast menyebut pelaksanaan kontrak pipa gas dari Iran ke Pakistan serta kesepakatan kedua pihak soal pemberian kemudahan Irandalam membuat jalur pipa gas di wilayah Pakistan sebagai tujuan dari lawatan Zardari ke Tehran.
"Kedua pihak siap menyempurnakan proyek tersebut di saat Pakistan meminta konsesi sebesar 500 juta dolar," kata Mehmanparast.| AT | M | Irib |
Saat jumpa pers Jumat (7/12) di Islamabad, Pakistan, Mehmanparast seraya mengisyaratkan penyergapan drone ScanEagle AS menekankan, "Republik Islam Iran dengan memanfaatkan ketangguhan sistem pertahanannya mampu mempertahankan keamanan perbatasannya."
Mehmanparast menambahkan, pelanggaran zona udara Iran akan dicatat sebagai pelanggaran terhadap konvensi internasinal dan kedaulatan Iran di organisasi dan masyarakat internasional.
Selain itu, seraya menjelaskan bahwa Iran siap menggalang kerjasama dengan negara-negara regional dalam koridor menjamin keamanan dan stabilitas, Mehmanparast mengatakan, "Upaya menyatukan visi dan kerjasama regional merupakan solusi paling efektif guna menyelesaikan berbagai kendala yang ada."
Jubir Kemenlu Iran di bagian lain statemennya mengisyaratkan perundingan Tehran dan Kelompok 5+1. "Republik Islam berminat melanjutkan perundingan ini dan menyambut digelarnya perundingan nuklir tersebut jika dibarengi dengan kinerja rasional guna menggapai poin-poin kolektif antar kedua pihak," ungkap Mehmanparast.
Mehmanparast di kesempatan tersebut kembali menilai klaim Uni Emirat Arab terkait kepemilikan tiga pulau, Tunb Besar, Tunb Kecil serta Abu Musa di Teluk Persia tak berdasar. "Ketiga pulau ini sesuai dengan konvensi internasional dan hukum,milik Iran dan kepemilikan tersebut akan kekal," tegas Mehmanparast.
Jubir Kemenlu Iran ini terkait tujuan lawatan Asif Ali Zardari, presiden Pakistan ke Tehran mengatakan, "Di lawatan ini para petinggi kedua negara akan mengambil keputusan serius dan pastinya akan berujung pada hasil memuaskan di hubungan kedua pihak di berbagai bidang khususnya ekonomi dan politik."
Mehmanparast menyebut pelaksanaan kontrak pipa gas dari Iran ke Pakistan serta kesepakatan kedua pihak soal pemberian kemudahan Irandalam membuat jalur pipa gas di wilayah Pakistan sebagai tujuan dari lawatan Zardari ke Tehran.
"Kedua pihak siap menyempurnakan proyek tersebut di saat Pakistan meminta konsesi sebesar 500 juta dolar," kata Mehmanparast.| AT | M | Irib |
Posting Komentar