Acehtraffic.com - Kebijakan rasis rezim Zionis Israel telah menimbulkan beragam masalah bagi warga Palestina. PBB menilai kebijakan Israel tersebut telah menambah kemiskinan di antara warga Palestina terutama yang tinggal di Timur al-Quds (Yerusalem).
Dalam sebuah laporan hasil evaluasi PBB yang dirilis pada Kamis (9/5) disebutkan bahwa kebijakan diskriminatif Israel terhadap warga Palestina yang tinggal di Timur al-Quds dalam beberapa tahun terakhir telah menyebabkan meluasnya kemiskinan di bagian wilayah tersebut.
PBB mengungkapkan penyesalannya atas kondisi itu dan menyatakan bahwa meluasnya kemiskinan di antara masyarakat Palestina yang tinggal di Timur al-Quds sejak 10 tahun lalu belum berhenti, sebab pengucilan kota tersebut dari bagian wilayah Palestina lainnya terus berlanjut.
Dalam laporan PBB disebutkan bahwa status hukum yang berbeda antara warga Palestina di Timur al-Quds dan warga Zionis yang tinggal di wilayah tersebut telah menimbulkan berbagai hambatan bagi kemajuan warga Palestina khususnya di sektor perumahan, pekerjaan dan finansial.
Konferensi PBB mengenai Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) pada tanggal 8 Mei menyatakan, "Ekonomi Timur al-Quds bukan bagian dari ekonomi Palestina dan bukan bagian dari ekonomi Israel."
Berdasarkan penelitian UNCTAD, 82 persen akan-anak Palestina di Timur al-Quds hidup dalam kemiskinan. Selain itu, tembok pemisah yang dibangun Israel sejak tahun 2003 telah merugikan ekonomi Timur al-Quds secara langsung, di mana kerugian diperkirakan mencapai satu miliar dolar.
Berdasarkan penelitian tersebut, dampak merusak dari pembangunan tembok rasis Israel terus berlanjut dan menyebabkan hilangnya kesempatan perdagangan dan pekerjaan bagi warga Palestina. Bahkan kerugian tiap tahun diperkirakan mencapai sekitar 200 juta dolar. Selain itu, hambatan-hambatan yang diciptakan oleh Israel untuk memisahkan Baitul Maqdis dengan Tepi Barat menjadi salah satu faktor yang memperburuk kehidupan rakyat Palestina di wilayah itu.
Pengusiran warga Palestina di Baitul Maqdis dan penempatan warga Zionis di al-Quds pendudukan dengan tujuan memperbanyak penduduk Israel dan Yahudisasi di kota tersebut menjadi salah satu agenda paling penting bagi Tel Aviv. Saat ini ada sekitar 293 ribu warga Palestina tinggal di kota Baitul Maqdis di mana mayoritas dari mereka tinggal di timur kota tersebut.
Sejak tahun 1967 hingga sekarang, rezim Zionis telah merampas sekitar sepertiga wilayah Palestina di Baitul Maqdis dan membangun distrik-distrik Zionis di wilayah tersebut. Pendudukan Baitul Maqdis itu ditentang dan tidak diakui secara resmi oleh masyarakat internasional.
Pengawas Hak Asasi Manusia di Palestina pada Rabu bersamaan dengan ulang tahun pendudukan Timur al-Quds pada taun 1967 melaporkan bahwa tingkat kemiskinan di kota tersebut telah mencapai 80 persen, di mana setiap 10 warga palestina, delapan di antaranya hidup di bawah kemiskinan.| AT | M | Irib |
Dalam sebuah laporan hasil evaluasi PBB yang dirilis pada Kamis (9/5) disebutkan bahwa kebijakan diskriminatif Israel terhadap warga Palestina yang tinggal di Timur al-Quds dalam beberapa tahun terakhir telah menyebabkan meluasnya kemiskinan di bagian wilayah tersebut.
PBB mengungkapkan penyesalannya atas kondisi itu dan menyatakan bahwa meluasnya kemiskinan di antara masyarakat Palestina yang tinggal di Timur al-Quds sejak 10 tahun lalu belum berhenti, sebab pengucilan kota tersebut dari bagian wilayah Palestina lainnya terus berlanjut.
Dalam laporan PBB disebutkan bahwa status hukum yang berbeda antara warga Palestina di Timur al-Quds dan warga Zionis yang tinggal di wilayah tersebut telah menimbulkan berbagai hambatan bagi kemajuan warga Palestina khususnya di sektor perumahan, pekerjaan dan finansial.
Konferensi PBB mengenai Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) pada tanggal 8 Mei menyatakan, "Ekonomi Timur al-Quds bukan bagian dari ekonomi Palestina dan bukan bagian dari ekonomi Israel."
Berdasarkan penelitian UNCTAD, 82 persen akan-anak Palestina di Timur al-Quds hidup dalam kemiskinan. Selain itu, tembok pemisah yang dibangun Israel sejak tahun 2003 telah merugikan ekonomi Timur al-Quds secara langsung, di mana kerugian diperkirakan mencapai satu miliar dolar.
Berdasarkan penelitian tersebut, dampak merusak dari pembangunan tembok rasis Israel terus berlanjut dan menyebabkan hilangnya kesempatan perdagangan dan pekerjaan bagi warga Palestina. Bahkan kerugian tiap tahun diperkirakan mencapai sekitar 200 juta dolar. Selain itu, hambatan-hambatan yang diciptakan oleh Israel untuk memisahkan Baitul Maqdis dengan Tepi Barat menjadi salah satu faktor yang memperburuk kehidupan rakyat Palestina di wilayah itu.
Pengusiran warga Palestina di Baitul Maqdis dan penempatan warga Zionis di al-Quds pendudukan dengan tujuan memperbanyak penduduk Israel dan Yahudisasi di kota tersebut menjadi salah satu agenda paling penting bagi Tel Aviv. Saat ini ada sekitar 293 ribu warga Palestina tinggal di kota Baitul Maqdis di mana mayoritas dari mereka tinggal di timur kota tersebut.
Sejak tahun 1967 hingga sekarang, rezim Zionis telah merampas sekitar sepertiga wilayah Palestina di Baitul Maqdis dan membangun distrik-distrik Zionis di wilayah tersebut. Pendudukan Baitul Maqdis itu ditentang dan tidak diakui secara resmi oleh masyarakat internasional.
Pengawas Hak Asasi Manusia di Palestina pada Rabu bersamaan dengan ulang tahun pendudukan Timur al-Quds pada taun 1967 melaporkan bahwa tingkat kemiskinan di kota tersebut telah mencapai 80 persen, di mana setiap 10 warga palestina, delapan di antaranya hidup di bawah kemiskinan.| AT | M | Irib |
Posting Komentar