New York | acehtraffic.com - Sebuah badan pengawas media telah menyerukan Israel untuk memberikan "penjelasan langsung dan terperinci" mengenai penyerangan wartawan dan bangunan media selama perang baru-baru ini di Jalur Gaza.
Komite Perlindungan Wartawan (CPJ), organisasi nirlaba yang berbasis di New York mengatakan dalam sebuah surat kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa "sangat memprihatinkan bahwa serangan udara Israel menargetkan individu wartawan dan fasilitas media di Jalur Gaza antara tanggal 18 sampai 20 November."
Dua juru kamera untuk stasiun TV Al-Aqsa dan direktur Radio Pendidikan Al-Quds tewas dalam serangan Israel di wilayah yang masih diblokade Tel Aviv, kata kelompok tersebut lebih lanjut.
"Pejabat Israel telah secara luas menyatakan bahwa individu-individu dan fasilitas memiliki hubungan dengan kegiatan teroris namun yang diungkapkan tidak memiliki bukti atas tuduhan yang sangat serius tersebut," tambah surat itu.
Pada tanggal 18 November, Russia Today stasiun berita yang berbasis di Moskow melaporkan bahwa kantornya di lantai atas Showa Media Center di Kota Gaza - terletak di utara Jalur Gaza - "hancur setelah serangan udara Israel menghantam bangunan itu. "
Kantor AFP Gaza juga terkena tiga proyektil Israel yang menghantam lantai enam bangunan itu pada tanggal 20 November.
Juru bicara Netanyahu, Mark Regev, mengatakan bahwa Tel Aviv akan membalas surat CPJ melalui duta besarnya di AS.
"Israel melakukan segala upaya untuk menghindari pembunuhan wartawan yang terperangkap dalam baku tembak," kata dia juga.
Lebih dari 160 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, tewas dan sekitar 1.200 lainnya terluka dalam perang yang dilancarkan Israel terhadap Gaza dari tanggal 14 sampai 21 November.
Sebagai aksi balasan, pejuang Palestina terus-menerus menembakkan proyektil ke Wilayah Pendudukan Palestina, menewaskan sedikitnya lima orang Israel. | AT | Z | PressTV
Posting Komentar