Hal tersebut tidak dilakukan karena Kantor Lingkungan Hidup Aceh Utara memiliki keterbatasan dana. Seharusnya warga yang berada di lingkungan Exxon Mobil harus dites darah untuk mengetahui bagaimana kondisi kesehatan masyarakat yang terkena merkuri.
“Iya memang sebaiknya kita lakukan tes darah terhadap warga,” ujar Nuraina Kepala KLH Aceh Utara diruang Op Room kantor Bupati Aceh Utara, Kamis, 6 Desember 2012.
Pada tahun 2010 lalu, ada sebuah fenomena yang terjadi di desa Hueng Kecamatan Tanah Luas Aceh Utara tersebut, yang sempat menarik perhatian warga, yaitu dengan ditemukannya air yang bewarna kekuning-kuningan.
Warga mengira air tersebut mengadung emas, sehingga banyak yang mengambil air tersebut dengan menggunakan botol air mineral. Ternyata setelah ditelusuri lebih jauh, air tersebut adalah merkuri.
Bukan hanya itu saja, setelah merkuri tersebut ditampung dalam botol air mineral. Ada sebagian warga yang menjual air tersebut ke toko emas yang berada di Lhoksukon, dengan harga Rp. 500 ribu.
Seperti yang dikutip di www.artikelarunals.com, Menghirup atau menyerap merkuri dalam jumlah yang sangat sedikit dapat merusak syaraf, ginjal, paru-paru, dan otak dan bayi yang lahir cacat.
Masalah kesehatan ini membutuhkan waktu beberapa tahun sebelum dapat terlihat. Begitu juga dengan keracunan merkuri ringan, dapat menyebabkan kesemutan di bibir, lidah, jari-jari, dan gemetar pada tangan dan kaki. Dalam beberapa kasus tanda-tanda ini akan terasa lama sesudah terpapar.
Keracunan Merkuri yang Tergolong Berat menyebabkan sakit kepala, pikun, masalah dalam koordinasi gerak dan penglihatan, pusing, rasa logam di dalam mulut, kejang otot, sendi dan otot kaku dan sakit, berdebar-debar, dan denyut nadi sangat lemah atau sangat kuat.Logam berat bergerak melalui udara, masuk ke dalam air, tubuh ikan, tanah, dan tanaman, serta ke dalam tubuh kita.| AT | AG |
Posting Komentar