Lhokseumawe | Acehtraffic.com – BMKG Aceh mengeluarkan peringatan, bahwa cuaca ekstrim dapat melanda wilayah Provinsi Aceh kapan saja. Maka diharapkan kepada seluruh masyarakat untuk tetap waspada. Kamis 16 Mei 2013.
Hal tersebut disampaikan oleh Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Aceh, Nasrul. Hal tersebut disebabkan karena di Aceh terbagi kedalam dua zona, yaitu zona musim dan zona non musim.
Nasrul menambahkan, untuk wilayah timur Aceh, terkena zona musim. Kalau zona musim pertumbuhan akan awan dan hujan puncaknya pada bulan Januari dan Desember.
Sedangkan wilayah yang terkena ekuatorial, ada dua puncak terjadinya musim hujan, yaitu dari Januari mulai naik dan turun pada bulan April. Namun tidak menurun secara drastis.
Meskipun pada bulan Juni dan Agustus, di beberapat tempat lain sudah memasuki musim penghujan. Maka untuk wilayah ekuatorial tidak terjadi musim penghujan, penyebabnya adalah karena Aceh berhadap dengan Samudera Hindia.
Karena Samudera hindia merupakan tempat penguapan air yang sangat besar, sehingga apabila angin dari barat dan selatan, akan membawa uap air hasil dari konveksi laut samudera Hindia.
“wilayah ekuatorial meliput sebagian Aceh Besar dan Barat – Selatan Aceh,” ujar Nasrul.
Hal yang harus sangat diwaspadai adalah, bisa saja disuatu daerah lain sudah memasuki musim kemarau. Ada juga sebagaian daerah Aceh yang dilanda banjir karena intensitas hujan yang tinggi.
Selain itu, juga dapat berpotensi terjadiny angin kencang di Aceh;. Karena adanya perbedaan suhu yang panas dan tiba-tiba menjadi dingin. Situasi seperti ini dapat memicu timbulnya angin puting beliung.
“Cuaca ekstrim dapat menyerang Aceh kapan saja,” tutur nasrul.
Kepada seluruh masyarakat, BMKG berpesan agar dapat menjaga kesehatan. Karena cuaca yang bisa saja berubah-rubah, yaitu dari cuaca panas, tiba-tiba berubah menjadi hujan.
Untuk hari ini, suhu udara di kota Banda Aceh mencapai 33 derajat celcius, suhu udara yang paling tinggin terdapat di kota Lhokseumawe, yaitu 34 derajat celcius. Hal tersebut disebabkan karena di Kota Lhokseumawe terdapat perusahaan eksplorasi Sumber Daya Alam.| AT | AG |
Hal tersebut disampaikan oleh Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Aceh, Nasrul. Hal tersebut disebabkan karena di Aceh terbagi kedalam dua zona, yaitu zona musim dan zona non musim.
Nasrul menambahkan, untuk wilayah timur Aceh, terkena zona musim. Kalau zona musim pertumbuhan akan awan dan hujan puncaknya pada bulan Januari dan Desember.
Sedangkan wilayah yang terkena ekuatorial, ada dua puncak terjadinya musim hujan, yaitu dari Januari mulai naik dan turun pada bulan April. Namun tidak menurun secara drastis.
Meskipun pada bulan Juni dan Agustus, di beberapat tempat lain sudah memasuki musim penghujan. Maka untuk wilayah ekuatorial tidak terjadi musim penghujan, penyebabnya adalah karena Aceh berhadap dengan Samudera Hindia.
Karena Samudera hindia merupakan tempat penguapan air yang sangat besar, sehingga apabila angin dari barat dan selatan, akan membawa uap air hasil dari konveksi laut samudera Hindia.
“wilayah ekuatorial meliput sebagian Aceh Besar dan Barat – Selatan Aceh,” ujar Nasrul.
Hal yang harus sangat diwaspadai adalah, bisa saja disuatu daerah lain sudah memasuki musim kemarau. Ada juga sebagaian daerah Aceh yang dilanda banjir karena intensitas hujan yang tinggi.
Selain itu, juga dapat berpotensi terjadiny angin kencang di Aceh;. Karena adanya perbedaan suhu yang panas dan tiba-tiba menjadi dingin. Situasi seperti ini dapat memicu timbulnya angin puting beliung.
“Cuaca ekstrim dapat menyerang Aceh kapan saja,” tutur nasrul.
Kepada seluruh masyarakat, BMKG berpesan agar dapat menjaga kesehatan. Karena cuaca yang bisa saja berubah-rubah, yaitu dari cuaca panas, tiba-tiba berubah menjadi hujan.
Untuk hari ini, suhu udara di kota Banda Aceh mencapai 33 derajat celcius, suhu udara yang paling tinggin terdapat di kota Lhokseumawe, yaitu 34 derajat celcius. Hal tersebut disebabkan karena di Kota Lhokseumawe terdapat perusahaan eksplorasi Sumber Daya Alam.| AT | AG |
Posting Komentar