acehtraffic.com | suara warga - Walaupun Aceh sedang menerapkan hukum Syariah Islam, namun masih banyak orang yang tidak sadar dan secara tidak langsung tidak mendukung syariah.
Dengan perbuatan yang sebenarnya disadarinya. Namun diabaikan demi uang pecah alias Peng Grik.
Kita sebut saja kelompok ini, bukan kelompok awam. Tapi kelompok ini mungkin - meyakini dirinya sebagai “Tokoh” muda, “Tokoh” Mahasiswa dan “ juga mungkin yakin bahwa dirinya seorang “aktivis” katakanlah sedang membela sesuatu yang kontra dengan adat, syariah, agama, dan kebiasaan masyarakat setempat.
Kelompok model ini akan mempengaruhi orang dengan, kata tidak ada bukti, dan mana buktinya ? “karena dalam posisi ini dia memang tidak mau berpikir secara akal sehat, dan menutup mata dengan bukti –bukti yang ada, dan justru mempelesetkan, yang dikabarkan A dan diasumsikan B.
Kenapa di asumsikan B, supaya ia dapat membela……………….Maka dapat disimpulkan kelompok ini adalah membela kemungkaran.
Kenapa di asumsikan B, supaya ia dapat membela……………….Maka dapat disimpulkan kelompok ini adalah membela kemungkaran.
Kenapa kelompok ini membela?
Kelompok ini adalah kelompok yang memiliki kesadaran tinggi dan menyadari itu salah, tetapi mereka membohongi keyakinan akan yang benar, demi merebut uang pecah (Peng Grik)
Kemunafikan juga ikut didalamnya, dan bisa jadi juga kelompok itu memiliki kesamaan prilaku dengan para pelanggar adat, adap,syariah dan agama.
Artinya ia membela kemungkaran tersebut, karena merasa sama dengan kaum pelanggar titah agama tersebut.
Kemunafikan juga ikut didalamnya, dan bisa jadi juga kelompok itu memiliki kesamaan prilaku dengan para pelanggar adat, adap,syariah dan agama.
Artinya ia membela kemungkaran tersebut, karena merasa sama dengan kaum pelanggar titah agama tersebut.
Namun alasan yang kedua, adalah, moral si pembela itu sudah pada titik kritis, dia sudah mengabaikan logika normal, dan meyakini logika terbalik, karena di pengaruhi oleh berbagai factor.
Faktor uang, karena dengan membela kedhaliman itu dia akan mendapatkan uang, karena mungkin pelaku yang mengarah ke-kedhaliman itu adalah orang berduit dan dapat menebar berbagai harapan, dan harapan itu sesuai dengan keinginannya.
Dan yang ketiga, karena kesusahan hidup, uang terbatas, gaji sudah cekak, karena terjebak kredit di Bank, atau kebutuhan dan keinginan hidup mewah yang bergolak dibatin, sehingga pikirannya akan membela siapa yang bayar. "Siapa yang kasih uang pecah tetap kubela, walau, yang ku bela adalah perbuatan salah"
Dan faktor ke empat, bisa jadi pembela tersebut memiliki riwayat keluarga yang begituan, bisa jadinya ibunya adalah penebar syahwat dan bapaknya mungkin juga demikian, sehingga persoalan kemungkaran berbau syahwat pantas dibelanya, karena memang memiliki talenta penebar lendir sejak sononya.....bila anda menemukan pembela, coba anda telusuri riwayat keluarganya dari sononya...mungkin juga ada benarnya.
Kelompok manusia ini kebiasaan ditemukan, sangat pandai bersilat lidah dan memiliki lidah yang panjang untuk menjilat kesana–kemari, dengan jilatan itu ia akan mendapatkan segepok uang dan pengakuan serta kebanggaan dari kawan-kawan yang memiliki kesepahaman yang sama.
Kelompok manusia ini kebiasaan ditemukan, sangat pandai bersilat lidah dan memiliki lidah yang panjang untuk menjilat kesana–kemari, dengan jilatan itu ia akan mendapatkan segepok uang dan pengakuan serta kebanggaan dari kawan-kawan yang memiliki kesepahaman yang sama.
Kelompok manusia seperti ini akan kita ketemukan disetiap jenjang kehidupan, baik didalam mahasiswa, organisasi, kehidupan bermasyarakat, dan pemerintahan. Dengan lidah panjangnya dia seperti sapu besar, yang akan menyapu jilatannya ke sasaran-sasaran– yang memiliki kekuatan, uang dan jabatan. ,” Toh tujuannya untuk mendapatkan uang”
Tipe orang seperti ini, bisa jadi, jika “ istrinya yang cantik dan mendapatkan tawaran dari orang, dengan memberikan uang yang banyak, istrinya pun akan di gadaikan, atau di jual, karena target dan pikirannya adalah uang.
Tipe orang tersebut diatas, mungkin dapat dikatakan sudah rusak syarafnya, namun masih pada tahap belum membahayakan orang lain secara fisik, karena belum ditemukan kejadian menghancurkan gerobak orang dijalan, atau melempar pengguna jalan, atau berteriak sendirian diwarung kopi karena syarafnya sedang kambuh.
Kelompok ini juga akan selalu berpikir jelek terhadap orang lain yang mencoba membuat kebenaran dan mencoba membela kebenaran. Pada kelompok ini, kebenaran adalah jadi bahan tertawaan. Maka kelompok ini juga boleh disebut sudah mendekati dajjal.
Maka tidak heran jika mereka melihat ada orang yang berbuat benar, pasti langsung berpikir jelek, dan menganggap, orang yang berbuat benar tersebut, karena di tunggangi orang lain, dan dibayar oleh orang lain.
Kenapa ia sampai berpikir seperti ini?
Karena memang sejarah hidupnya setiap ia melangkah bukanlah pikirannya sendiri, tetapi semua di pesan oleh orang lain. Artinya ia sama seperti seorang buruh yang diminta mencangkul oleh tuan tanah, dan setelah siap, lalu diberikan uang sesuai dengan pekerjaannya.
Jadi orang yang berpikir seperti ini, sejatinya walaupun berbadan bagus, dan bermuka ganteng atau cantik, sejatinya otaknya adalah kosong, dan bisa jadi visi hidupnya hidup untuk makan, bukan makan untuk hidup.
Artinya jika hidup untuk makan, sama dengan lembu Apa Maun dikampung saya, yang selalu diberikan makan untuk tenaga, guna dimamfaatkan untuk membajak sawah. []
Penulis adalah santri yang sedang menimba ilmu disebuah pasantren di Aceh Timur
Baca juga :
Baca juga :
- Ini Versi Tuti Soal Isu Selingkuh Dengan Sekda Aceh Timur, Dan Bukti Gugatan Cerai
- Karena Selingkuh, Puluhan Mahasiswa Aceh Timur Demo Minta Sekda Dicopot
- LSM Bongkar Selingkuh Sekda Aceh Timur
- Ini Kata Wakil MPR-RI Farhan Hamid, Soal Dugaan Selingkuhan Sekda Aceh Timur
- ”Kelompok Berlidah Panjang Dan Pembela Kemungkaran"
- Jika ‘Ulama’ Dipakai untuk Bodyguard Kekuasaan
- Agen Back Up Selingkuh, Bertebaran Dilangsa
Posting Komentar