Lhokseumawe | Acehtraffic.com – Akibat protes makan siang basi dua hari lalu, Selasa 29 Mei 2012, pekerja bagian recording survei seismic migas Zaratex NV di line 14 Blok Sawang - Matang Lada akhirnya satu crew resmi dipecat oleh PT Quest Geophisycal Asia.
Hal tersebut diakui Zainal warga Lhoksukon, Aceh Utara yang bekerja dibawah CV Jasa, subkon Quest Geophisycal Asia yang bekerja untuk Zaratex. Jam 7.00 wib saat apel pagi, Rabu 30 Mei 2012 mereka satu crew 21 orang resmi dipecat, semua jatah jatah makanan dan seluruh fasilitas dari perusahaan dicabut.
“kami disuruh tunggu mengambil sisa gaji, sudah dua hari kami terkatung-katung disini tidak diberi jatah makanan, mungkin ini suatu hukuman buat kami karena protes” kata Razali yang sedang kelaparan.
Hingga berita ini dilansir, Humas PT Quest Geophisycal Asia yang dihubungi untuk mendapatkan konfirmasi tidak diangkat.
Saudara, Zaratex NV adalah perusahaan survey seismic [2D] migas sedang bekerja di Blok Sawang-Matang Lada, perusahaan tersebut memiliki subkontraktor PT Quest Geophisycal Asia dan disub kembali kepada tiga CV diantaranya CV Jimulya, CV Elisa Cipta dan CV jasa.
Sementara itu Zaratex NV juga telah menyelesaikan tahapan survey seismic di laut Lhokseumawe beberapa waktu lalu, berdasarkan laporan Nico sejak 23 April 2012 lalu, bekerja sama dengan Zaratex NV telah memiliki izin produksi dari BP Migas memulai melakukan aktivitas pengeboran tengah laut.
Seperti berita sebelumnya, Seratusan buruh yang bekerja bagian recording line 14 survey seismic migas Zaratex NV di Blok Sawang-Matang Lada kelaparan akibat makanan yang disediakan perusahaan migas tersebut basi.
Hand Talky [HT] tak henti hentinya bersuara “bu basi bu basi wooooi, kamoe ken budak[nasi basi nasi basi wooooi, kami bukan budak]” ungkap pekerja bagian recording Line 14 di kecamatan Nisam, Aceh Utara.
Letak geografis daerah itu yang berbukit-bukit dan terjal tidak bisa dilalui oleh kendaraan darat, buruh Zaratex NV harus jalan kaki menggotong kabel seberat 30Kg dipundaknya menempuh jarak pulang pergi sejauh 8 kilometer dari Alue Seumirah sampai Alue Jeungkai tanpa makanan.
“hari ini kami diberi makanan basi, kemarin kami diberi makanan dengan ikan tonggol busuk hingga mulut kami gatal-gatal, kami diperlakukan seperti budak” ungkap buruh bagian recording [fase survey seismic 2D] Zaratex NV.
Buruh yang tidak ingin namanya ditulis ini juga mengaku sulit mendapatkan pelayanan kesehatan “ketika ada yang sakit kami sulit mendapatkan obat setelah makan ikan gatal, nyan ban kamoe dipeulaku [begitu perlakuan mereka], belum lagi gaji kami 30.000 per hari” Ungkapnya tadi sore, Selasa 29 Mei 2012.
Mereka memilih untuk pulang karena lapar, sesampainya di Gampong Meunasah Alue Kecamatan Nisam pekerja outsorsing itu makan mie yang direndam dengan air panas.
“mereka baru makan jam 14.00Wib di warung kopi saya, tapi mereka makan mie rebus dengan air panas beli dengan uang sendiri” kata Bustami pemilik warkop di Nisam. | AT | IS |